Kamis, 16 Agustus 2012

Curtin University of Technology

"Australian Development Scholarship (ADS) is my dream come true".  Teringat ucapan Kakak no. 6 setelah Kakak tidak diijinkan oleh Bapak mengambil beasiswa ke Eropa karena alasan khawatir, bahwa saya memiliki potensi untuk mendapatkan beasiswa ke luar negeri.  3 bulan persiapan budaya dan Bahasa Inggris dilalui dengan lancar,  dengan nilai akhir IELTS  6.5. Cukup untuk mendaftar ke Curtin University of Technology.

Belajar Information Security
Meskipun major-nya Information System, tetapi saya berencana mengambil banyak materi Information Security.  Pada semester awal, mata kuliah yang diambil diantaranya adalah Cyberwarefare dan Computer Forensic.  Hal yang menarik dalam mata kuliah ini adalah, nama kami akan tercatat di Canberra, bahwa kami telah mengikuti mata kuliah ini.  Selain itu, salah satu tugas dalam mata kuliah ini adalah, kami di bagi dalam  group, dan mendapatkan tugas untuk mengambil informasi dari group yang lain.

Tetapi garis tangan berkata lain, anak pertama saya ditakdirkan sakit (Hydrocephalus) dan mengharuskan saya untuk cuti kuliah selama 1 semester untuk kembali ke Indonesia (semester 1 2006).

Operasi Raja
Alhamdulillah, operasi pemasangan shunt berjalan dengan baik. Raja Sang Danadyaksa terhindar dari kebutaan permanen dan kembali normal seperti bayi pada umumnya (umur 3 bulan), berkah dari Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.  Hal ini juga berkat doa dari Bundanya, keluarga, serta rekan-rekan sekalian, serta pertolongan tanpa pamrih dr. Adit dan tim RSPAD Gatot Soebroto.  Saya tidak akan bercerita panjang lebar, mungkin akan saya ceritakan di Entri tersendiri, karena bisa menjadi pembelajaran bagi rekan-rekan yang mengalami anak penderita Hydrocephalus. Penting untuk diketahui, Raja tumbuh normal dan sangat cerdas, dia mampu membaca dengan lancar ketika umur 3.5 tahun, mampu menghapal lebih dari 20 surah pendek pada umur 4 tahun, mampu mengerti prinsip tambah kali bagi pada umur 4.5 tahun, ketika masuk SD...  IQ Raja adalah 112 dan termasuk anak kinestetis.
Sebelum Operasi

Setelah Operasi
Kembali Kuliah
....

PUSINTEK (awal)

Seperti yang saya prediksi sebelumnya, peran BINTEK tidak efektif karena setiap unit Eselon 1 masing-masing memiliki unit TI, serta, pada saat itu, belum memiliki landasan hukum yang mewajibkan setiap unit berkolaborasi dan membentuk suatu sistem terintegrasi di bawah BINTEK.

Pada tahun 2005, BINTEK menjadi unit Eselon 2 di bawah Sekretariat Jendral, yaitu Pusintek (Pusat Sistem dan Teknologi Informasi Keuangan), dan sebagian pegawainya menyebar ke unit-unit Eselon 1.  Menurut saya hal ini merupakan proses yang tepat, karena dikemudian hari, para pegawai tersebut menjadi Change Agent bagi terwujudnya IFMIS (Integrated Financial Management System) yang selama ini dicita-citakan. Tugas utama Pusintek adalah mengkoordinasikan pengembangaan sistem dan teknologi informasi Kementerian Keuangan.

Pertama kali penempatan di Pusintek, saya sebagai pelaksana di Bidang Layanan dan Dukungan TI, Sub Bidang Pengembangan Sistem Informasi.  Tugas utamanya adalah membentuk policy serta prosedur-prosedur terkait pengelolaan TIk di lingkup Kementerian.

Bisa dibayangkan, begitu banyak tantangan, karena saat itu Pusintek tidak memiliki peran penting di TI Kementerian Keuangan.  Dalam kondisi ini, hampir tidak mungkin Pusintek dapat mengarahkan arah kebijakan TI Kementerian Keuangan!!! 

Selain Policy, kami juga menangani Quality Assurance, hal ini sangat tidak jelas, karena tidak eksplisit dinyatakan di dalam  tugsi (tugas dan fungsi) unit kami... Tetapi hal ini yang memicu kami melakukan sedikit praktek audit keamanan informasi.

Security
Suatu saat  di tahun 2005, website Kementerian Keuangan di hack, beberapa table hilang dari database kami, How come...?? Di bawah bimbingan Kepala Sub Bidang kami, Ibu Siti Suprijati,  kami melakukan audit terhadap sistem yang ada.

PSI Team (Hardadi, Bu Siti, Ade Achmad Zul Fahmi)
Banyak ditemukan fakta-fakta, seperti pertama, koneksi ke database (termasuk user dan password) menggunakan hardcoded sehingga dengan mudah diketahui.  Kedua, ternyata user name tersebut merupakan sistem admin database, sehingga siapapun yang masuk kedalam sistem menggunakan user tersebut akan dapat melakukan read, write, update, bahkan delete isi data base tersebut. Ketiga, ternyata folder aplikasinya everyone full control.  Pada saat itu rekan-rekan aplikasi, jaringan, maupun pengelola server saling tidak ingin disalahkan.  Dari pembelajaran ini, selain pengetahuan keamanan informasi sangat diperlukan, POLICY and STANDARD diperlukan sebagai acuan kerja.  Mulai saat itu, kami melakukan self study terkait beberapa framework, seperti ITIL (Information Technology Infrastructure Library), ISMS (Information Security Management System), ITPM (Information Technology Project Management), serta BCM (Business Continuity Management).

Keempat framework ini diserahkan pembelajarannya kepada 4 bidang teknis, yaitu:
  1. ITIL kepada Bidang Operasional Teknologi Informasi;
  2. ISMS kepada Bidang PBDPI;
  3. BCM kepada Bidang Layanan dan Dukungan Teknologi Informasi; dan
  4. ITPM kepada Bidang Pengembangan Sistem Aplikasi 
Pembelajaran inilah yang telah membuka mata Pusintek, bahwa unit TI di lingkungan pemerintah dapat menerapkan best practise di area Teknologi Informasi.  Momen ini juga, menurut pendapat saya, yang menjadi cikal bakal pemikiran-pemikiran modern TI di lingkungan Kementerian Keuangan saat ini.

Saat itu, information security merupakan area yang saya tekuni, mulai mengikuti beberapa forum security, mencoba deface website-website yang security-nya lemah, serta mencoba melakukan sniffing dilingkungan kantor.  Untuk menjadi polisi yang handal, harus tahu dulu cara berpikir penjahatnya...!! Berikutnya, security-lah yang menjai desire saya, dan pada akhirnya, hal inilah yang mendasari saya memilih area information security sebagai konsentrasi studi Curtin University of Technology.

Rabu, 15 Agustus 2012

BINTEK

Rasa bangga menyelimuti saya dan keluarga, karena dapat bergabung di Kementerian Keuangan.  Mulanya, saya membayangkan kalau BINTEK merupakan pusatnya TI di Kementerian Keuangan, sehingga banyak ilmu yang didapatkan.  Di awal masuk, saya utarakan kalau latar belakang pekerjaan saya adalah help desk dan jaringan (Novel Netware).

Bintek - Fiskal
Tetapi kenyataannya, BINTEK bukan merupakan satu-satunya unit TI di Kementerian Keuangan, dan saya bergabung di unit yang menangani pembuatan program, alias developer.  Wah, pokoknya tidak sesuai dengan bayangan. 

Hari-hari dipenuhi dengan kebosanan, tidak ada pekerjaan yang berarti.  Hingga pada akhirnya, ada kesempatan test untuk mengikuti kursus dan test TOEFL, yang saya sadari kalau ini dapat menjadi awal keberhasilan karir dibidang TI.  Ketika seorang pegawai memiliki score TOEFL di atas 500, maka pegawai tersebut memiliki modal untuk mendapatkan beasiswa S2 ke luar negeri.

Alhamdulillah, saya lulus test tersebut, dan singkat cerita mendapatkan kesempatan beasiswa S2 ke Curtin University of Technology, majoring Information System pada tahun 2006.

Bergabung di Kementerian Keuangan

Pada tahun 2001, terdapat penerimaan Kementerian Keuangan.  Awalnya, rasa pesimis yang saya miliki, karena lebih dari 77.000 peserta yang mendaftar, sedangkan yang diterima hanya sekitar 1.000 calon pegawai.  

Saya ingat, salah satu teman wartawan menanyakan "Gak ikut loe Dad, kali aja loe masuk... atau paling nggak ikut rusuh di Purnawarman... hehehe" (waktu itu sempat rusuh pada saat pendaftaran).  Akhirnya saya daftar juga, 1 hari sebelum penutupan... "Insya Allah jodoh, kalau ini yang terbaik menurut Allah maka Allah akan memberikan jalan-Nya".

Tahap pertama lulus, yaitu seleksi administrasi.  Tahap kedua, saya mengikuti test di Senayan dan rasa pesimis hinggap lagi karena melihat ribuan orang yang mengikuti Test.  Pada saat pengumuman di koran, saya sama sekali tidak tertarik untuk melihat pengumuman tersebut.. "Gak Mungkin laaah...".  Tapi belakangan penasaran juga sih, akhirnya 1 hari sebelum pendaftaran ulang terakhir, saya coba melihat-lihat pengumuman (itupun karena saya beres-beres koran yang sudah tidak dibaca lagi)... Daaan, nama saya merupakan salah satu yang masuk tahap berikutnya.

Mulai saat itu, saya optimis dapat bergabung dengan Kemenkeu.  Alhamdulillah, pada akhirnya saya masuk dan bergabung pertama kali di Badan Informasi dan Teknologi Keuangan (BINTEK) pada tahun 2002.

Awal Karir

Karir saya pada bidang TI, dimulai pada tahun 1999.  Bermula sebagai resceptionist merangkap operator telepon di Harian Warta Kota, yang ternyata ilmu "service excellent" dapat diterapkan langsung pada dunia TI, khususnya Service Desk.  Berlanjut, sekitar tahun 2000 pindah ke bagian TI,  menangani Help Desk.  Banyak pengalaman yang saya dapatkan, ternyata tidak hanya pengalaman "ngutak-ngutik" komputer yang saya dapatkan, tetapi juga "ilmu" bahwa para user tidak hanya membutuhkan solusi tetapi juga LAYANAN.  Hal kedua inilah, menurut saya, yang sangat kurang sekali dimiliki oleh para Help Desk, mereka berpikir dengan memberikan solusi saja cukup.  Hal inilah yang membuat saya memiliki "desire" untuk, suatu saat, dapat membentuk Help Desk yang tidak hanya trampil, tetapi juga bekerja dengan hati dalam memberikan layanan kepada user.